ternyata anganku semu
kau tak menyeranta hatiku
dibalik kubus kubus sukmaku yang berserakan
semua tak berbentuk asa ta ada di situ
tapi ukiranmu menjadi prasasti hidup yang menuntunku
bukan itu mauku
menatap bayang dengan hati tidak mudah
namu menatap hati dengan bayang lebih sulit
hanya kata yang mengubahnya
pada akhirnya senandung denting masih dapat mengalun dalam ceritaku
meski tak lantang di telingaku
tapi mampu menusuk tepat di otakku
meski peta waktu tak dapat kembali
aku akan berjuang untuk kembali meski setitik di hati
aku akan coba menyelaminya
tapi hati tetap saja tak ikhlas
No comments:
Post a Comment